Proses upacara yang dipimpin oleh seorang panyangahatn
Beberapa waktu saya diajak untuk mengikuti upacara ucapan syukur dalam adat Dayak Kanayatn tepat nya di Dusun Pabusiatn, Desa Teluk Bakung, Sungai Ambawang.
Ucapan syukur ini dilaksanakan karena satu nazar atau niat untuk kesembuhan satu di antara kerabat di kampung. Ia pernah mengalami sakit yang amat parah dan berulang kali keluar masuk rumah sakit.
Memang sudah menjadi adat istiadat orang Dayak khususnya di daerah saya untuk melakukan nazar atau niat atas sesuatu misalnya minta kesembuhan atas penyakit. Permohonan tersebut disampaikan kepada nenek moyang yang dianggap telah menjadi keramat dan di buat menjadi "PANTAK".
Bukan menyembah berhala, hanya saja ia dihormati dan menjadi salah satu tempat untuk meminta pertolongan. Meski begitu, Tuhan dan bantuan dari tenaga kesehatan juga tetap menjadi keutamaan.
Setelah sembuh total dengan campur tangan Tuhan, dokter, dan juga nazar kepada Pantak tadi, maka sudah selayaknya untuk mengucap syukur.
Segala sesajian telah disiapkan seperti telur, beras yang disimpan dalam piring, sirih, kapur, tempayan, dan keperluan untuk "nyangahatn" lainnya. Semua sudah tersedia secara lengkap dan upcara bisa di mulai.
Upacara ini terbagi jadi dua. Pertama, "nyangahatn" mentah ini dilakukan dengan sesajian lengkap dan hewan masih hidup kemudian setelah selesai akan dijeda terlebih dahulu. Selama jeda, hewan yang masih hidup tadi akan dibunuh dan dibersihkan lalu di rebus hingga matang.
Jika persiapan sudah selesai, tahap kedua akan dilangsungkan dengan dampingan ayam atau babi yang sudah di rebus tadi. Biasanya ayam akan diletakkan diatas piring bersama beras di atas pahar (tempat untuk sesajian) sedangkan babi (jika ada) akan diambil bagian-bagian tertentu dan diletakkan di samping pahar.
Suasana menunggu upacara selesai
Biasanya orang bernazar akan mengucap syukur dengan mengurbankan beberapa ekor ayam atau babi dan hal itu harus ditepati. Tidak ada yang boleh untuk mengingkari janji karena akan di anggap berhutang adat dan menurut kepercayaannya maka akan tertimpa musibah yang tidak diinginkan.
Upacara adat ini dipimpin oleh seorang "panyangahatn" yang ada di daerah itu. Pelaksanaan nya harus ditempat atau di rumah pantak tersebut.
Semua anggota keluarga maupun kerabat ramai hadir di tempat itu untuk menyaksikan upacara dan membantu segala persiapan yang dibutuhkan.
Rumah Pantak ini terletak di hutan dan tidak seorang pun berada disana. Maka ketika ada yang berkunjung ke tempat ini harus merapikan dan menebas rumput di sekitar rumah.
Upacara akan diakhiri dengan makan bersama kemudian beres-beres sebelum meninggalkan tempat.
Post a Comment
0Comments