Bukber dengan teman |
Sejak lahir hingga SMA saya tidak pernah tau istilah buka puasa bersama atau lebih akrab disapa bukber. Hidup dilingkungan yang homogen membuatku tak familiar dengan istilah tersebut. Yang kutahu hanya kumpul bareng teman sekolahan atau keluarga dekat, kala hari raya maupun upacara adat yang rutin dilakukan setiap tahun.
Tahun 2013, awal menjadi mahasiswa dan mulai mengenal banyak orang baru, insan yang berbeda. Bahkan, beda latarbelakang suku, agama, bahasa hingga budaya. Inilah miniatur Indonesia, bangsa yang pluralis dan kaya akan keberagamannya. Berjumpa dengan kebiasaan berbeda mengharuskan untuk penyesuaian diri.
Kami berbaur menjadi satu, dalam ikatan kampus yang kental dengan persaudaraan tanpa memandang perbedaan apapun. Tidak ada kaya, tidak pula ada miskin, ganteng, cantik, maupun jelek. Semua sama saja. Apalagi agama, tidak ada perbedaan disini. Kami satu, kami saudara. Kami adalah keluarga besar Fakultas Teknik.
Tahun 2014 menjadi moment pertama bagiku mengikuti bukber. Teman-teman kelas tidak mau ketinggalan. Bulan puasa menjadi saat yang tepat untuk sekedar bercanda gurau tanpa ada ikatan tugas kuliah. Berkumpul kala buka puasa bukan hanya ajang melepas dahaga bersama tetapi saat yang tepat tuk jalin silaturahmi demi mempererat tali persaudaraan antar sesama.
Bukber inilah tempat terbaik untuk tertawa bersama. Ngobrol apapun yang mau dibicarakan, lupakan tugas kuliah atau masalah diluar. Kini, yang ada hanya canda dan tawa dengan nada indah, iklas serta tulus. Cinta terus mengalir, semangat terus berkobar. Makanan diatas piringpun memberi isyarat tak mengapa jika dianggurin, yang terpenting kami bisa tertawa selama berkumpul.
Santapan lezat telah habis juga. Canda kebahagiaan ternyata tak pudar, meski tiap hari bertatap muka, tetapi sangat sulit ada kesempatan sebebas ini. Moment indah itu janganlah cepat berlalu, saatnya kita abadikan dengan foto dan video agar terkenang hingga tua nanti.
Bukber tidak hanya dengan teman sekelas tetapi mereka yang satu organisasi juga tak mau ketinggalan, ya siap-siaplah uang secukupnya. Bisa jadi dalam 30 hari ada 20 hari ikut bukber. Lagi, meski aku tak pernah ikut puasanya tetapi selalu menjadi bagian ketika bukber. Bahagia dan lega juga kurasakan, seperti mereka yang diurapi berkat karena telah berpuasa sehari penuh.
Mengenal banyak orang, melihat kebiasaan baru yang berbeda menjadi anugerah tersendiri bagiku. Bukankah itu baik adanya dan membuat hidup memiliki makna yang lebih sempurna.
Perbedaan membuat kita merasakan kebahagiaan dan damai dalam jiwa. Sebab, berbeda menjadikan hidup indah dan penuh warna.
Semoga kita semua senantiasa merawat keberagaman di bumi pertiwi, tanpa adanya niat membuat Indonesia satu warna, tetapi terus menjadikannya Bhinneka Tunggal Ika, semoga :)
#Day5
#IsaNaumiChallenge
Post a Comment
0Comments