Akhir Pekan yang Menyenangkan Bisa Piknik di Candali Bogor
Masa pendemi memaksa kita untuk lebih betah di rumah aja karena kalau sering berpergian justru bisa sangat berrisiko. Tapi, kita yang gak kuat terus di rumah akan sangat bosan dengan lingkungan yang sama setiap hari dan membutuhkan adanya suasana baru. Aku sendiri sangat senang dan merasa damai ketika bisa di alam bebas, banyak pohon dan bisa menikmati tanaman hijau. Hanya saja, di Jakarta apalagi kota sangat sulit mendapatkan suasana begitu. Padahal aku merasa sangat - sangat butuh udara segar dan alam hijau untuk mengobati perasaan yang sedang kurang baik ini. Akhirnya akhir pekan ini, temanku Richa ngajak berkunjung ke rumah kak Jihan di Bogor. Tentu saja aku sangat semangat dan tak sabar menunggu akhir pekan dan segera berangkat ke sana.
Hari sabtu telah tiba, aku dan Richa siap - siap menuju stasiun karena teman lainnya si Ael sudah menunggu di stasiun Tebet, sedangkan kami naik dari stasiun Manggarai. Setelah membayar ongkos, kami mulai berjalan menuju peron tujuan Depok dan Bogor. Tak perlu menunggu lama, kereta sudah tiba kami langsung naik. Eh, di tengah perjalanan aku baru dikasi tau sama Richa kalau ini keretanya tidak sampai di stasiun yang kami tuju karena tujuan akhirnya di Depok sedangkan kami masih harus ke dua stasiun berikutnya. Alhasil, kami turun deh dan naik kereta berikutnya, padahal lumayan rempong bawa kardus isinya parcel lebaran buat anak - anak.
Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, kami sampai di rumah kak Jihan dan sudah disugguhkan banyak sekali makanan, ada ikan bakar, sop iga, tempe mendoan dan dendeng rusa. Aku kurang berani menyantap rusanya, jadi sama sekali gak kusentuh. Baru beberapa jam aja di sini rasanya udah sangat berbeda, aku merasa lebih damai dan nyaman di tempat ini.
Sebelum berangkat, aku sudah dikasi tau sama kak Jihan ada kebun sayur yang bisa dikunjungi, jadi semakin semangat deh mau datang. Besoknya, jam 9 pagi kami berangkat tapi mampir dulu di tempat aku berkenalan dengan teman - teman berbeda latar belakang suku, agama dan orientasi seksual. Sekedar menyemai masa lalu sambil menunggu rombongan mau pijit. Suasana makin melegakan saat es coklat menghampiri, rasanya manis, benar-benar mampu naikin mood.
Tak terasa udah jam 12 siang, cacing diperut sudah minta dikasi makan tapi kami masih di belum beranjak. Akhirnya, mobil mulai dinyalakan dan kami berangkat menuju kebun di Candali. Perjalanan kurang lebih 20 menit dimeriahkan dengan lagu - lagu pop RNB yang aku tidak tahu sama sekali. Aku cuma menikmati sapaan angin lewat kaca mobil sambil jadi tempat tidur siangnya Pram, anak kak Jihan. Eh ternyata kami sudah sampai, pohon manggis menyambut dengan lembut dan kolam ikan menyapa manja minta langsung dihampiri.
Sambil menikmati udara segar, kami mulai menggelar tikar untuk mempersiapkan makan siang di bawah pohon di tepi danau. Makanan sudah siap disantap, kami mulai menghabiskan kudapan itu, ah nikmat mana lagi yang kita dustakan, seketika seolah gak ada masalah sama sekali. Kami tenggelam bersama angin sepoy dan goyangan daun. Tak terasa sudah pukul 3 sore, saatnya harus panen di kebun.
Aku dibawa Bu Dikin ke kebun metik pepaya dan cabe hasil kebunnya. Berangkat dengan semangat memuncak, aku, Bu Dikin, Pram dan Labib anaknya Bu Dikin mulai keliling kebun. Setelah itu, Bu Dikin mulai meracik bumbu dan menyiapkan semuanya. Nah, rujak datang, kami makan lagi, nikmat sekali tinggal di sini. Aku membayangkan betapa nyamannya Bu Dikin dan keluarga, mau apapun tinggal ambil di kebun. Ada kulkas di sekitar rumah, mau buah ada, mau sayuran ada, mau ikan ada, mau ayam juga ada, bahkan kambing juga tersedia. Ibu, ini rumah yang aku impikan dengan udara yang segar, semua serba ada, tanam sendiri dan pelihara sendiri.
Jam 4 sore kami pergi lagi ke kebun, kini untuk panen kangkung dan bayam segar. Aku paling semangat mengambil yang hijau - hijau ini dan mau ku bawa ke Jakarta, sambil mencabut kangkung dan bayam, aku membayangkan nikmatnya sayur bening atau rebus - rebusan kangkung dan bayar untuk disantap besok. Urusan panen memanen akhirnya selesai juga, kami siap-siap kembali.
Pukul 8 malam, aku dan Ael kembali ke Jakarta, Richa menyusul esok. Jam 10 malam aku sampai di rumah dan dengan sumbringah bawa kangkung, bayam dan cabe terus ikan asin yang siap untuk makan siang besoknya.
Candali, aku pasti kembali, menanam atau panen lagi hehehe.
Post a Comment
0Comments